Kamis, 22 April 2010

Apa siy Resepnya...

Apa siy resepnya... this is common question that everybody asked when they saw my two little angels. Yuuppss... orang2 yang melihat anak2ku biasanya menanyakan hal yang serupa misal apa siy resepnya, anaknya kok gemuk2 ya, dll. Dan selalu aku bingung harus menjawab apa. Jujur, aku bingung sekali menjawab pertanyaan seperti ini.

Alasan aku bingung adalah tidak ada resep yang istimewa yang aku terapkan dalam merawat kedua buah hatiku. Bahkan cara2 yang aku pakai terkadang masih cara yang tradisional sekali, yang mungkin orangtua zaman sekarang jarang yang menggunakannya.

Baiklah, ini caraku dalam merawat Uni Zahwa dan Adek Heyza :
1. Saat hamil terus terang aku adalah orang yang bandellll sekali. Banyak pantangan2 dari orangtua yang aku langgar misalnya jangan makan nanas karena nanti bisa keguguran. Sedangkan aku pernah membaca buku yang ditulis para dokter yang menyebutkan bahwa hal tersebut hanya mitos saja bahkan nanas itu bagus karena mengandung banyak vitamin C. Untuk berjaga2 aku hanya memakan nanas yang matang dan manis, Nanas yang matang tapi asem tidak akan aku makan sebab aku tidak suka buah2an yang rasanya asam termasuk mangga muda. Saat hamilpun aku tidak ngidam mangga muda. Aku juga masih memakan durian, bandel sekali kan diriku, tapi cukuplah 1 biji saja asal mengecap nikmat durian tersebut. Bahkan yang ekstrem, saat hamil Uni aku tidak bisa makan kalau tidak ada petai. Hahahahhaaaa.... Kalau aku ingat2 sekarang kok bisa seperti itu ya... Tapi itu nyata. Aku hanya berpikir daripada aku ga makan dan anakku menderita biarlah aku makan petai hampir setiap hari, yang penting anakku sehattttt.

2. Mulai lahir aku selalu membedong anak2ku, baik di rumah maupun saat bepergian. Kalau saat bepergian terutama untuk menjaga dari dinginnya AC mobil. Pernah sekali aku tidak membedong mereka, alhasil sampai rumah pada muntah. Masuk angin kali yaaaaa.

Uni dibedong sampai kira2 umur 6 bulan, ga intensif siy. Yang intensif kira2 sampai 4 bulan saja, seterusnya Uni dibedong pas mau tidur karena tidurnya akan nyenyaaaaaaaaakkkkkk sekali. Hal ini pernah kubuktikan sekali. Waktu itu Bogor sedang hujan besar plus petir sambar menyambar dengan bunyi menggelegar. Sekali waktu ada suara petir yang terdengar dekat sekali, seperti di atas atap, tapi alhamdulillah Uni tidak terganggu tidurnya sedikitpun sebab nyaman dalam bedongnya.

Adek juga dibedong tapi sampai 7 bulan dengan waktu yang intensif lebih cepat dari Uni, kira2 3 bulanan. Alasannya sama tidur Adek lebih nyenyak dalam bedongnya.

Dan alhamdulillah kedua anakku tidak rewel saat dibedong. Karena sering aku dengar dari para orangtua muda bahwa anak mereka rewel saat dibedong. Aku hanya bisa tersenyum saja mendengarnya. Dalam hati aku cuma berkata, yang orangtuanya itu siapa siy,, kita atau anak kita?? Kenapa kita harus menuruti keinginan anak??

Alasanku menggunakan bedong :
a. Bogor dingin sekali saat kedua anakku lahir, sering hujan. Supaya mereka nyaman aku bedonglah mereka.
b. Saat dibedong mereka tidur dengan nyenyak. Aku pernah membaca bahwa bayi membutuhkan tidur agar sinaps2 di otak mereka tersambung karena pada saat lahir sinaps2 itu belum tersambung, yang akan berpengaruh pada proses berpikir (???). Karena itu aku berkeras anak2ku harus memiliki kuantitas dan kualitas tidur yang baik sehingga aku bedong juga mereka. Hasilnya bisa aku rasakan sekarang. Uni dan Adek cepat mengerti instruksi dan larangan yang diberikan pada mereka. Aku cukup memberitahu sekali dan mereka langsung ingat serta mampu melakukannya.
c. Saat dibedong posisi tubuh mereka jadi lurus. Sekarang kedua anakku duduk dengan punggung tegak padahal tubuh mereka besar dan berat. Alhamdulillah.

Sekarang kalian tahu kan alasanku menggunakan bedong?? Aku memang masih menggunakan cara tradisional ini tapi karena aku merasakan manfaat yang besar, aku tetap menggunakannya.

3. Saat anak2ku mulai makan makanan padat, 6 bulan, aku juga menggunakan cara tradisional dalam menyiapkan nasi tim untuk mereka. Beras, kentang, wortel, ceker, ati ayam, tomat, brokoli, bayam aku tim dengan cara semua bahan tersebut aku masukkan dalam cangkir alumunium kecil dan diisi air secukupnya kemudian cangkir tersebut aku letakkan dalam panci besar yang diisi air secukupnya juga. Kemudian bahan2 tersebut dimasak selama kira2 1,5 jam. 10 menit mau mematikan api, aku masukkan keju sebagai pengganti garam. Setalah agak dingin, aku saring nasi tim tersebut dan voila.... jadilah nasi tim saring untuk Uni dan Adek. Setelah mereka berumur 10 bulan aku beri nasi tim kasar. Cara membuatnya sama saja tapi tidak disaring lagi, sekalian untuk melatih mereka menggigit. Cara ini turun temurun dari ibuku dan ibuku mendapatkannya dari nenekku dari pihak ayah. Cara tradisional tapi ampuh. Sekarang anak2ku tidak sulit makan apapun, sayur, buah, ayam, daging, ati, ikan, udang, you name it. Bahkan Adek susah untuk dihentikan makannya karena dia pusing melihat orang lain makan sedangkan dia tidak. Heheheheee,,,

Oia, ada satu yang aku lupa. Mungkin ini bukan cara merawat anak tapi akibat dari bedong. Saat kedua anakku mulai bisa berdiri mereka kuat mengangkat barbel seberat 2 kilo. Pertama kali terjadi saat Uni belajar berdiri. Kebetulan di kamarku ada sepasang barbel 1 kilo yang aku letakkan dalam jarak jangkauan Uni karena aku mengira Uni tidak akan mampu mengangkatnya. Ternyataaaaa, Uni bisa. Hari2 pertama Uni hanya memindahkan barbel2 tersebut satu persatu ke lantai kamar. Setelah beberapa hari seperti itu, Uni mulai bisa mengangkat 1 buah barbel. Beberapa hari kemudian Uni mampu mengangkat kedua barbel tersebut secara bersamaan. Akhirnya keesokan harinya barbel2 itu dimasukkan ke dalam lemari.

Adek juga begitu. Saat dia mulai belajar berdiri suamiku, dengan isengnya, menaruh barbel2 itu di depan mata Adek. Mungkin karena penasaran, Adek mulai bergerak ke arah barbel2 tersebut. Pertama2 sama seperti Uni, masih dipindah2kan saja. Dan akhirnyapun sama seperti Uni, Adek mampu mengangkat kedua barbel itu dengan kedua tangannya. Akhirnya nasib kedua barbel itu sama juga, jadi penghuni lemari. Hahahahaaa.

Apalagi resepnya ya??? Tidak ada kan??? Hal itu terlihat dari uraianku di atas. Aku juga tidak menyiapkan, makanan ataupun peralatan yang istimewa saat merawat anak2ku. Mungkin faktor utama mengapa anak2ku besar, gemuk dan bongsor seperti ini adalah faktor genetik. Aku akui, aku dan suamiku termasuk tinggi dan besar.

Pertanyaan lanjutan yang biasanya ditanyakan adalah apakah kedua anakku aktif atau pasif. Dan aku menjawab kedua anakku adalah anak2 yang aktif. Dalam kamus mereka tidak ada yang namanya berjalan, yang ada hanya berlariiiiiiiiii terutama saat mereka sudah dapat berjalan dengan baik dan seimbang. Saat bangun yang mereka kerjakan adalah menjelajah seisi rumah plus mengacak2nya. Sering kali mainan yang kuberikan masih kalah menarik bila dibandingkan dengan kuali, sodet, dll. Yuuupppsss, kedua anakku memang menyukai dapur dan peralatannya. Kubiarkan saja, toh tidak ada salahnya kan selama tidak berbahaya bagi mereka.

Alhamdulillah, kedua anakku tumbuh sehat dan cerdas. Luv u both my angels...